Di zaman saat ini tiada jalan untuk berhenti. Berhenti berarti mati! Siapa yang mulai dia yang akan sampai. siapa yang lambat dia yang akan tergilas...
Hidup ini merupakan suatu perjuangan.. seorang mahasiswa/I yang merantau demi membahagiakan keluarganya dia harus berjuang.
Wahai engkau pejuang, jika kamu ingin menggapai cita-citamu yang begitu jauh nun diseberang lautan, maka.. mulailah pasang perahu layarmu, jika seandainya perahu layarmu habis di terpa badai, maka gantilah dengan pendayung..
Jika seandainya pendayungmu patah, maka gantilah dengan kedua tanganmu, jika seandainya perahumu pecah di hempaskan ombak, maka terjanglah pejuru lautan, namun kamu harus sampai ke pulau impianmu!.
Jika banyak makanan yang tercecer dikala aku makan
Jika aku mendapat kesulitan
dalam mengenakan pakaianku sendiri, sabarlah !
Kenanglah saat-saat dimana aku meluangkan waktuku untuk mengajarimu
Tentang segala hal yang kau perlu tahu, ketika kau masih kecil
Jika aku mengulang mengatakan hal yang sama berpuluh kali
jangan menghentikanku, Tapi Dengarlah aku !
Ketika kau kecil, kau selalu memintaku membacakanmu cerita yang sama berulang-ulang,
dari malam yang satu ke malam yang lain
hinga kau tertidur, dan aku lakukan itu untukmu
Jika aku enggan mandi, jangan memarahiku
Dan jangan katakan kepadaku bahwa itu memalukan
Ingatlah berapa banyak pengertian yang kuberikan padamu
Menyuruhmu mandi dikala kecilmu.
By seeing my ignorance towards the new technologies
Do not laugh of me but leave me rather the time to understand
Aku mengajarimu banyak hal, Cara makan yang baik
Cara berpakaian yang baik berperilaku yang baik
Bagaimana menghadapi problem dalam kehidupan
Jika terkadang aku menjadi pelupa
ataupun aku tidak dapat mengerti dan mengikuti pembicaraan,
beri aku waktu untuk mengingat
Jika aku gagal melakukannya, jangan sombong dan memarahiku..
Karena yang terpenting bagiku adalah… aku dapat bersamamu
Dan dapat berbicara padamu.
Jika aku tak mau makan, jangan paksa aku
Aku tahu bilamana aku lapar dan kapan aku tak lapar.
Ketika kakiku tak lagi mampu menyangga tubuhku untuk bergerak
Seperti sebelumnya…..
Bantulah aku dengan cara yang sama
Ketika aku merengkuhmu dalam tanganku, mengajarimu
Melakukan langkah-langkah pertamamu……
Dan kala suatu saat nanti, ketika aku katakan padamu
Bahwa aku tak lagi ingin hidup, ketika aku ingin mati, jangan marah
Karena pada saatnya nanti kau juga akan mengerti !
Cobalah untuk mengerti bahwa pada usia tertentu,
Kita tidak benar-benar “hidup” lagi, kita hanya “tidak mati”.
Suatu hari kelak kau akan mengerti
Bahwa di samping semua kesalahan yang aku buat
Aku selalu ingin apa yang terbaik untukmu
Dan bagi perkembangan hidupmu kelak
Kau tak usah merasa sedih, tidak beruntung atau gagal di hadapanku
Jika melihat kondisiku dan usia ku yang sudah bertambah tua.
Kau harus ada didekatku, mencoba mengerti aku bahwa hidupku adalah bagimu, bagi kesuksesanmu, seperti apa yang kulakukan pada saat kau lahir.
Bantulah aku untuk berjalan
Bantulah aku pada akhir hidupku dengan cinta dan kesabaran.
Satu hal yang membuatku harus berterimakasih padamu
Dalam perjalanan hidup Anda, pernahkah Anda memiliki sesuatu hal yang tidak anda senangi, sesuatu hal yang tidak Anda sukai, di kantor misalnya memiliki teman yang sifatnya tidak anda senangi, pekerjaan yang tidak anda sukai terpaksa anda kerjakan dan selesaikan demi tuntutan kerja ataupun atas perintah atasan. Ataupun sesuatu yang ingin anda hilangkan sehingga anda merasa nyaman jika tida adanya objek tersebut. Terkadang anda selalu berusaha untuk menghilangkannya, selama objek tersebut masih melekat pada diri anda, anda merasa tidak tenang dan nyaman. Pernahkah anda merasa sesuatu hal yang selalu menimbulkan hambatan dalam setiap gerak anda, karena objek tersebut langkah karir atau hidup anda menjadi terhambat, anda selalu merasa rugi dengan adanya objek tersebut, merasa kesulitan karenanya. Jika hal tersebut diatas pernah atau sedang Anda alami, berarti saat ini anda memiliki masalah. Menurut Prayitno Guru Besar Konseling mengatakan ada tiga ciri masalah yakni; 1. Sesuatu yang tidak disukai adanya 2. Sesuatu yang ingin dihilangkan 3. Sesuatu yang menimbulkan hambatan, kesulitan, dan atau kerugian.
Jika anda pernah mengalami tiga ciri diatas, maka bisa dipastikan bahwa anda memiliki masalah, masalah membuat orang menjadi KES-T (tidak efektif dalam kehidupan sehari-hari. Masalah selalu membuat kita menjadi gelisah, emosi bahkan membuat orang menjadi stres. Stres merupakan situasi psikologis yang dialami oleh individu, yang dalam kehidupannya mengalami kekecewaan, kegagalan dan atau kekecewaan yang tidak dapat ditoleransinya lagi. Stres dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental seseorang yang mengakibatkan ketidaknormalan kehidupan sehari-hari individu yang bersangkutan atau istilah dalam konseling dikenal dengan sebuatan KES-T (Unefective Daily living). Secara psikologis stress mengakibatkan kecemasan, ketidakberdayaan, depresi, gelisah dan reaksi emosi yang tidak terkontrol, sedangkan secara sosioemosional ditandai adanya sikap Menutup diri, mudah tersinggung marah, mudah sedih, rendah diri dan selalu berfikir negatif (negative thingking) terhadap orang lain. Setiap individu pastilah memiliki masalah dalam hidupnya, bukan hidup kalau tidak ada masalah, kalaulah kita dapat berpikir lebih bijak, kita akan lebih tenang dalam menghadapi masalah, masalah sebenarnya adalah proses pendewasaan diri kita, dengan masalah kita di tuntut untuk menjadi lebih jeli, menjadi lebih dewasa dalam berpikir, karena sesungguhnya setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, tinggal usaha kita dalam mencari jawaban dari setiap masalah yang kita hadapi. Melampiaskan masalah dengan kesedihan, kemarahan. keputusasahan cukup wajar, karena manusia dilengkapi nafsu oleh Allah. Akan tetapi yang tidak wajar adalah menurutkan perasaan nafsu tersebut sampai berlarut-larut tanpa adanya usaha dalam penyelesaian masalah yang dihadapi, atau melarikan masalah dengan perbuatan yang salah misalnya bunuh diri, narkoba dll. Oleh karenanya diperlukan kecerdasan emosional yang matang, kecerdasan emosional adalah kemampuan mengendalikan perasaan sendiri, perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri maupun dalam berhubungan (berinteraksi) dengan orang lain. kecerdasan emosional juga ditandai adanya. kemampuan merasakan, memahami diri sendiri dan orang lain, serta mampu membaca emosi orang lain dan karakter orang lain. Satu hal terpenting lainnya adalah membentuk konsep diri yang baik pada diri kita, konsep diri adalah Pandangan seseorang tentang diri sendiri (fisik dan psikis) bagaimana emosi kita, bagaimana sifat kita, gambaran dari diri kita. Dengan tahunya seseorang tentang dirinya sendiri, akan membuat individu tersebut lebih bijaksana dalam Menentukan Sikap dan perilakunya baik sikap pada diri sendiri maupun pada orang lain, adanya penyesuaian diri terhadap orang lain. Jika kita bisa memahami orang lain tentunya masalah akan menjadi berkurang, kita tidak selalu berpikir jelek terhadap orang, karena setiap orang melakukan sesuatu pasti memiliki alasan tertentu, dan kita hendaknya menghormatinya. Masalah hidup yang selalu hadir dalam kehidupan kita bukanlah bencana yang bisa mengahiri hidup kita, Tidak! tapi jadikan masalah sebagai variasi hidup, sehingga adakalanya kita merasakan senang, sedih, berjaya, ataupun jatuh dari kejayaan, itulah hidup penuh seni, ujian yang harus kita selesaikan karena fenomena hidup juga merupakan jalan untuk kita beribadah kepada Allah. Jika ada sesuatu hal yang tidak kita sukai, berusahalah menerima hal yang tidak disukai tersebut, karena tidak ada manusia yang sempurna, semua manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan, jika sesuatu yang tidak disukai ataupun yang menjadi hambatan tersebut bisa kita perbaiki, bisa kita hilangkan dengan perlahan itu akan lebih baik, akan tetapi jika itu diluar kemampuan, jangan sesali serahkan kepada Yang Maha kuasa, karena Dia yang lebih tahu yang terbaik untuk kita. Jangan takut dengan masalah, jangan stres jikalah masalah datang kembali menghampiri kita, tapi sambutlah masalah dengan tenang, dengan penuh keyakinan kalau kita bisa menyelesaikannya dengan baik dan benar, dengan demikian hati kitapun tenang, secara fisik kitapun tidak menjadi sakit karena masalah. Syukuri apa yang ada karena hidup adalah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada kita. Karena masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung kita. Jadilah orang yang terakhir untuk menyerah dalam hidup ini berusahalah dan bertekad bahwa kita pasti bisa melewati hidup ini, If You Think You Can, U Can jika kamu berpikir kamu bisa, kamu pasti bisa. (U can)!
Saudaraku cobalah kita renungkan bahwa Islam menuntun penganutnya hidup di dunia bahagia dan di akhirat masuk surga dengan pedoman kepada Al qur’an dan Hadits. Bahagia adalah Suatu perasaan yang tidak di dasari oleh materi yang mengakibatkan tidak ada lagi rasa was-was, takut, gelisah, stress karena hidup dan mati ini hanya karena Allah semata. Surga merupakan Segala sesuatu yang paling menyenangkan di dunia ini, tidak ada seujung kukunya kesenangan di surga. Sedangkan neraka adalah segala sesuatu yang paling menyakitkan di dunia ini tidak ada seujung kukunya kesakitan di neraka. Coba kita pikir bersama apalah artinya kesenangan di dunia ini kalau nantinya mengakibatkan diri kita di giring ke neraka. Hidup di dunia ini adalah kompetisi untuk menentukan tempat kita kelak di akhirat yaitu surga atau neraka, ini sangat tergantung pada persiapan kita, apa yang akan kita dilakukan untuk mencapai tempat mana yang kita inginkan nanti di akhirat. Salah satu ibadah namun utama adalah shalat, dimana begitu istimewanya shalat, sampai-sampai Jibril pun tidak dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan perintah shalat kepada Rasulullah, sehingga Allah menyuruh langsung Rasulullah untuk datang menghadapNya dalam bentuk Mi’raj agar Rasulullah langsung mendengar perintah shalat tersebut. “Rasulullah saat sakratul mautnya, berpesan untuk umatnya, Peliharalah Shalat, peliharalah shalat, peliharalah shalat”. Sabda Rasulullah SAW “di akhirat nanti ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah swt, kemudian shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya kain usang dan kotor lalu shalatnya itu dibantingkan ke wajahnya, Sabda Rasulullah SAW lainnya “Bagi orang yang berangan-angan dalam shalatnya, maka ia tidak akan memperoleh apapun selain dari angan-angannya itu”. Sabda Rasulullah SAW juga menjelaskan “Sesungguhnya perumpamaan shalat itu seperti orang yang mandi. Bila seseorang mandi 5 kali sehari, tetapi badannya belum juga bersih, boleh jadi karena air yang digunakan untuk mandi tersebut memang kotor, atau di waktu mandi ia tidak menggunakan sabun. Jadi jika ada orang yang mengerjakan shalat 5 kali sehari, tetapi perilakunya masih saja buruk, berarti orang tersebut belum memahami benar akan artinya shalat” Saudaraku Pada hakekatnya shalat adalah aktifitas yang mempunyai arti yang sangat penting dan mulia yakni: 1. Menyanjung dan memuji Allah Allahu Akbar, Maha suci Allah dan Maha Agung, Maha Tinggi Allah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang 2. Membuat janji/komitmen dengan Allah; Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah semata dan tidak akan menserikatkan Allah. 3. Memohon kepada Allah dengan Meminta jalan yang lurus, ampunan, disayangi, cukupi kekurangan, tinggikan derajad, rezeki, petunjuk, kesehatan dan banyak permohonan lainnya. 4. Mendoa’kan Rasulullah dengan shalawat, meminta Rahmad dan Hidayahnya.
Akan tetapi fakta yang ada dalam lingkungan kita adalah Shalat di lakukan hanya sebagai suatu pemenuhan kewajiban sehingga sering di lakukan buru-buru, tetapi saat berdo’a cukup lama kita lakukan. Terkadang mulut mengucapkan bacaan shalat, namun hati kita melalang buana entah kemana, tahu-tahu shalat kita sudah selesai, ini tidak beda dengan orang mabok, tidak mengerti apa yang sedang diucapkannya, inilah yang dikatakan dalam QS:Al ma’un 107 :004-005, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yakni) orang-orang yang lalai dari shalatnya”. Sebaliknya, QS Al Mu’minun 23:001-002 “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya”. Coba kita ingat-ingat, bila kita dipanggil atasan, betapa kita datang dengan rapi, bertutur kata dengan lembutnya, dan mengerti persis apa yang akan kita diucapkan, jarang terpikir hal-hal lain, apalagi bila itu menyangkut kelangsungan jabatan, berbeda sekali saat kita menghadap Allah dalam Sholat, padahal Sholat adalah saat-saat kesempatan kita untuk menceritakan masalah kita, keluhan kita, tempat kita meminta, sayang sekali kesempatan itu slalu kita lalaikan. Mari bertafakur sejenak untuk memperkuat keyakinan ilahiyah, sabda Rasulullah mengatakan “Bertafakur sejenak, lebih baik daripada ibadah satu tahun”. Coba kita renungkan sejenak jika malaikat jibril datang kepada kita yang menyampaikan bahwa umur kita hanya tinggal 2 jam lagi, apa yang akan kita diperbuat? tentulah sikap yang timbul adalah rasa takut, rendah diri dan penuh harap, tanpa lagi menghiraukan harta istri dan anak. Sibuk mendirikan shalat, tobat dan memohon ampunan-Nya. Bahkan bisa jadi selama 2 jam tersebut akan kita digunakan untuk memperbanyak ibadah-ibadah lainnya. Padahal sebelumnya kita memiliki cukup waktu yang banyak beribadah. Sia-sia rasanya hidup kita di dunia bila nantinya di akhirat akan masuk neraka. Jika keyakinan ini telah tertanam kokoh dalam kalbu kita, hendaklah berlatih untuk memiliki kebiasaan hidup lebih baik lagi, berpakaian yang terbaik untuk ketemu dengan Allah dalam shalat, slalu mengikhlaskan waktu untuk ketemu dengan Allah dengan shalat. Setiap akan memulai suatu pekerjaan, selalu memohon kepada Allah agar terlindung dari godaan setan. Mulailah mengucapkan bacaan shalat dengan tenang dan sabar, tidak tergesa-gesa. Berusaha untuk mengerti apa yang diucapkan dalam shalat sehingga mulut berucap, kalbu tidak dibiarkan terdominasi oleh selain Allah yaitu dengan memberikan tugas mengartikan apa yang sedang diucapkan, jika masih saja ada gangguan bagi kalbu yang melalang buana, tetapi dengan cepat kita kembali kepada Allah. Mulailah janji kepada Allah dalam shalat, yakni sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah karena Allah semata, dan dijadikan ini sebagai alat kontrol dalam setiap akan memulai tindakan. Sehingga bila tindakan yang akan dilakukan tersebut bukan karena Allah semata, maka tidak perlu dilakukan. Misalnya Bila ada niat dalam hati hendak melakukan zina atau korupsi, segera tanya kalbu ini, apakah ini kita hadirkan atau lakukan karena Allah? Bila tidak, tentu segera meninggalkan niat berbuat tersebut. Bila shalat yang dilakukan berdasarkan keyakinan tersebut diatas, maka akan terasa bahwa betapa shalat itu nikmat, sehingga sehabis shalat akan terasa tentram dalam kalbu. Keyakinan Ilahiyah ini jualah yang antara lain akan membuahkan shalat yang mana selaras antara mulut yang mengucapkan dengan kalbu hati kita yang menghayati maknanya dan otak mengingat kebesaran-Nya. (Khusyu’). Shalat seperti inilah yang dapat mencegah Keji dan Mungkar . Insya Allah...
Prayitno Guru Besar Konseling dalam bukunya (Dasar-dasar bimbingan dan konseling) menjelaskan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling merupakan barang impor yang pengembangannya di Indonesia masih tergolong baru. Apalagi untuk penggunaan istilah saja masih belum adanya kesepakatan semua pihak, ada yang menggunakan istilah Penyuluhan dan Bimbingan, Penyuluhan dan konseling (ataupun hanya memakai istilah konseling saja. Makanya sering terjadinya kesalahpahaman di bidang bimbingan dan konseling ini. Patterson (dalam shertzer/stone, Fundamental of couseling) menjelaskan ada beberapa isu tentang pelayangan konseling salah satunya adalah, Profesi konseling adalah pekerjaan profesi profesional namun menjadi tidak profesional karena pelaksanaannya. Dikarenakan adanya pelaksanaan dari guru pembimbing yang salah sehingga profesi konseling tidak menjadi profesional.
Prayitno menjelaskan ada beberapa kesalahpahaman dalam bidang bimbingan dan konseling yang sampai saat ini terjadi dalam pelaksanaan konseling tersebut yakni sebagai berikut;
Bimbingan dan konseling disamakan saja atau dipisahkan sama sekali dengan pendidikan, BK dianggap sama dengan Pengajaran sehingga tidak perlu pelayanan khusus BK, hal ini tidak benar karena BK menunjang proses pendidikan peserta didik dan para pelaksananya (Konselor) juga mempelajari Ilmu Pendidikan pada umumnya sebagai salah satu trilogi profesi konseling.
Konselor sekolah/guru pembimbing dianggap sebagai polisi sekolah, hal ini terjadi karena konselor/guru pembimbing diserahi tugas mengusut perkelahian, pencurian, mencari bukti-bukti siswa yang berkasus, jika anak bermasalah, anak akan masuk ke ruang BK untuk di minta pertanggung jawabannya, ini adalah pelaksanaan yang salah, guru pembimbing bukanlah polisi sekolah, yang kerjanya hanya memarahi anak-anak bermasalah.
Angapan ini harus diluruskan, konselor sekolah/guru pembimbing adalah kawan penggiring penunjuk jalan siswa, memotivasi siswa disekolah.
Bimbingan dan konseling semata-mata hanya sebagai proses pemberian nasehat. Pemberian nasehat memang merupakan bagian dari pelayanan BK, akan tetapi nasehat bukanlah satu-satunya layanan BK.
Bimbingan dan konseling harus aktif dan pihak lain pasif, konselor hendaknya aktif sebgai pusat penggerak BK namun keterlibatan klien sendiri dan semua pihak adalah kesuksesan dari usaha pelayanan BK.
Menganggap bahwa pelayanan BK bisa dilakukan oleh siapa saja. Ini adalah konsep yang salah dan sering terjadi dilapangan, banyak guru BK bukan dari ahlinya, ataupun bukan dari tamatan BK itu sendiri, banyak yang menganggap bahwa pekerjaan BK ini sangat mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja, dan banyak lagi kesalahpahaman BK yang terjadi dilapangan hingga saat ini.
Timbul pertanyaan kita bersama, mengapa kesalahpahaman ini terjadi? Ada beberapa penyebabnya yakni;
Kesalahpahaman-kesalahpahaman diatas diakibatkan karena bidang BK masih tergolong baru dan merupakan produk impor sehingga menyebabkan para pelaksanaannya dilapangan belum terlalu mengetahui BK secara menyeluruh (Prayitno: Dasar-dasar bimbingan dan konseling, 2004).
Penyebabnya dari konselor itu sendiri. Banyak yang bukan dari tamatan BK itu sendiri yang menjadi pelaksanan BK, sehingga tidak efesiennya pelaksanaan BK dilapangan, dan juga pelaksanaan yang belum efesin dari guru BK itu sendiri, tidak jelasnya program yang akan dijalankan, baik program harian, mingguan, bulanan maupun semesteran, walaupun dia dari tamatan BK itu sendiri.
Masih belum disepakatinya penggunaan istilah Bimbingan dan Konseling itu sendiri, di Indonesia masih ada yang menggunakan istilah pelayanan BP, BK, dan konseling, dan ini juga mempengaruhi persepsi masyarakat tentang pelayanan yang dilakukan oleh petugas BK dilapangan.
Padahal Istilah “konseling” sebagai pengganti “bimbingan dan konseling” semakin menguat sejak digunakan istilah Konselor dalam UU No. 20/2003 tentang SPN, secara resmi istilah konseling telah digunakan dalam permendiknas no.22/2006 tentang Standarisasi Untuk Satuan Dasar Dan Menengah, Rumusan tentang Istilah “Bimbingan dan Konseling” dan istilah Konseling dapat dilihat sebagai berikut dalam SK Mendiknas no. 25/1995;
“Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mempu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku”
Sedangkan Dalam Permendiknas No.22/2006:
“Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mempu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku”.
Walaupun pemerintah telah mengeluarkan peraturan baru untuk memperkuat status BK di indonesia tentang istilah dan pelaksanaan BK, akan tetapi tetap saja belum semaksimal mungkin pelaksanaan BK dengan semestinya, ini sangat memprihatinkan sekali, padahal Guru BK bermanfaat sekali bagi perkembangan anak disekolah untuk menjadi lebih bagi. Baik di bidang Pribadinya, Sosialnya, Belajar dan Karirnya, Semoga dengan berjalannya waktu pelaksanaan BK di Indonesia Khususnya di Riau ini berjalan dengan semestinya, Amin...Defu_Dsy