Mengenai Penulis

Foto saya
Pekanbaru, Riau, Indonesia
If You Think U can.. U Can..!

Selasa, 01 Desember 2009

SEBUAH RENUNGAN TENTANG SHALAT


SEBUAH RENUNGAN
TENTANG SHALAT



Saudaraku cobalah kita renungkan bahwa Islam menuntun penganutnya hidup di dunia bahagia dan di akhirat masuk surga dengan pedoman kepada Al qur’an dan Hadits. Bahagia adalah Suatu perasaan yang tidak di dasari oleh materi yang mengakibatkan tidak ada lagi rasa was-was, takut, gelisah, stress karena hidup dan mati ini hanya karena Allah semata. Surga merupakan Segala sesuatu yang paling menyenangkan di dunia ini, tidak ada seujung kukunya kesenangan di surga. Sedangkan neraka adalah segala sesuatu yang paling menyakitkan di dunia ini tidak ada seujung kukunya kesakitan di neraka. Coba kita pikir bersama apalah artinya kesenangan di dunia ini kalau nantinya mengakibatkan diri kita di giring ke neraka.
Hidup di dunia ini adalah kompetisi untuk menentukan tempat kita kelak di akhirat yaitu surga atau neraka, ini sangat tergantung pada persiapan kita, apa yang akan kita dilakukan untuk mencapai tempat mana yang kita inginkan nanti di akhirat. Salah satu ibadah namun utama adalah shalat, dimana begitu istimewanya shalat, sampai-sampai Jibril pun tidak dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan perintah shalat kepada Rasulullah, sehingga Allah menyuruh langsung Rasulullah untuk datang menghadapNya dalam bentuk Mi’raj agar Rasulullah langsung mendengar perintah shalat tersebut. “Rasulullah saat sakratul mautnya, berpesan untuk umatnya, Peliharalah Shalat, peliharalah shalat, peliharalah shalat”.
Sabda Rasulullah SAW “di akhirat nanti ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah swt, kemudian shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya kain usang dan kotor lalu shalatnya itu dibantingkan ke wajahnya, Sabda Rasulullah SAW lainnya “Bagi orang yang berangan-angan dalam shalatnya, maka ia tidak akan memperoleh apapun selain dari angan-angannya itu”. Sabda Rasulullah SAW juga menjelaskan “Sesungguhnya perumpamaan shalat itu seperti orang yang mandi. Bila seseorang mandi 5 kali sehari, tetapi badannya belum juga bersih, boleh jadi karena air yang digunakan untuk mandi tersebut memang kotor, atau di waktu mandi ia tidak menggunakan sabun. Jadi jika ada orang yang mengerjakan shalat 5 kali sehari, tetapi perilakunya masih saja buruk, berarti orang tersebut belum memahami benar akan artinya shalat” Saudaraku Pada hakekatnya shalat adalah aktifitas yang mempunyai arti yang sangat penting dan mulia yakni:
1. Menyanjung dan memuji Allah Allahu Akbar, Maha suci Allah dan Maha Agung, Maha Tinggi Allah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang
2. Membuat janji/komitmen dengan Allah; Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah semata dan tidak akan menserikatkan Allah.
3. Memohon kepada Allah dengan Meminta jalan yang lurus, ampunan, disayangi, cukupi kekurangan, tinggikan derajad, rezeki, petunjuk, kesehatan dan banyak permohonan lainnya.
4. Mendoa’kan Rasulullah dengan shalawat, meminta Rahmad dan Hidayahnya.

Akan tetapi fakta yang ada dalam lingkungan kita adalah Shalat di lakukan hanya sebagai suatu pemenuhan kewajiban sehingga sering di lakukan buru-buru, tetapi saat berdo’a cukup lama kita lakukan. Terkadang mulut mengucapkan bacaan shalat, namun hati kita melalang buana entah kemana, tahu-tahu shalat kita sudah selesai, ini tidak beda dengan orang mabok, tidak mengerti apa yang sedang diucapkannya, inilah yang dikatakan dalam QS:Al ma’un 107 :004-005, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yakni) orang-orang yang lalai dari shalatnya”. Sebaliknya, QS Al Mu’minun 23:001-002 “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya”.
Coba kita ingat-ingat, bila kita dipanggil atasan, betapa kita datang dengan rapi, bertutur kata dengan lembutnya, dan mengerti persis apa yang akan kita diucapkan, jarang terpikir hal-hal lain, apalagi bila itu menyangkut kelangsungan jabatan, berbeda sekali saat kita menghadap Allah dalam Sholat, padahal Sholat adalah saat-saat kesempatan kita untuk menceritakan masalah kita, keluhan kita, tempat kita meminta, sayang sekali kesempatan itu slalu kita lalaikan. Mari bertafakur sejenak untuk memperkuat keyakinan ilahiyah, sabda Rasulullah mengatakan “Bertafakur sejenak, lebih baik daripada ibadah satu tahun”. Coba kita renungkan sejenak jika malaikat jibril datang kepada kita yang menyampaikan bahwa umur kita hanya tinggal 2 jam lagi, apa yang akan kita diperbuat? tentulah sikap yang timbul adalah rasa takut, rendah diri dan penuh harap, tanpa lagi menghiraukan harta istri dan anak. Sibuk mendirikan shalat, tobat dan memohon ampunan-Nya. Bahkan bisa jadi selama 2 jam tersebut akan kita digunakan untuk memperbanyak ibadah-ibadah lainnya. Padahal sebelumnya kita memiliki cukup waktu yang banyak beribadah. Sia-sia rasanya hidup kita di dunia bila nantinya di akhirat akan masuk neraka.
Jika keyakinan ini telah tertanam kokoh dalam kalbu kita, hendaklah berlatih untuk memiliki kebiasaan hidup lebih baik lagi, berpakaian yang terbaik untuk ketemu dengan Allah dalam shalat, slalu mengikhlaskan waktu untuk ketemu dengan Allah dengan shalat. Setiap akan memulai suatu pekerjaan, selalu memohon kepada Allah agar terlindung dari godaan setan. Mulailah mengucapkan bacaan shalat dengan tenang dan sabar, tidak tergesa-gesa. Berusaha untuk mengerti apa yang diucapkan dalam shalat sehingga mulut berucap, kalbu tidak dibiarkan terdominasi oleh selain Allah yaitu dengan memberikan tugas mengartikan apa yang sedang diucapkan, jika masih saja ada gangguan bagi kalbu yang melalang buana, tetapi dengan cepat kita kembali kepada Allah.
Mulailah janji kepada Allah dalam shalat, yakni sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah karena Allah semata, dan dijadikan ini sebagai alat kontrol dalam setiap akan memulai tindakan. Sehingga bila tindakan yang akan dilakukan tersebut bukan karena Allah semata, maka tidak perlu dilakukan. Misalnya Bila ada niat dalam hati hendak melakukan zina atau korupsi, segera tanya kalbu ini, apakah ini kita hadirkan atau lakukan karena Allah? Bila tidak, tentu segera meninggalkan niat berbuat tersebut. Bila shalat yang dilakukan berdasarkan keyakinan tersebut diatas, maka akan terasa bahwa betapa shalat itu nikmat, sehingga sehabis shalat akan terasa tentram dalam kalbu.
Keyakinan Ilahiyah ini jualah yang antara lain akan membuahkan shalat yang mana selaras antara mulut yang mengucapkan dengan kalbu hati kita yang menghayati maknanya dan otak mengingat kebesaran-Nya. (Khusyu’). Shalat seperti inilah yang dapat mencegah Keji dan Mungkar . Insya Allah...

Tidak ada komentar: