Mengenai Penulis

Foto saya
Pekanbaru, Riau, Indonesia
If You Think U can.. U Can..!

Minggu, 02 Januari 2011

SOSIOMETRI


SOSIOMETRI


PENGERTIAN
Sosiometri merupakan suatu teknik untuk menyelidiki hubungan sosial antara anggota-anggota dalam suatu kelompok.

Tujuan
         Memperoleh  data/ informasi  jaringan-jariNgan komunikasi di dalam kelompok.
         Membentuk kelompok siswa di dalam kelas
         Meningkatkan jaringan komu-nikasi/hubungan sosial siswa di dalam kelompok

Pelaksanaan
         Diberikan daftar pernyataan pilihan
         Menuliskan salah seorang teman yang disenangi dalam melakukan aktivitas 
         Menjelaskan nomor urut menentukan prioritas pilihan
         Menjelaskan kepada siswa tujuan menentukan pilihan

Fungsi layanan
  1. Fungsi pemahaman
  2. Fungsi Pencegahan
  3. Fungsi pengentasan
  4. Fungsi pengembangan dan pemeliharaan
  5. Fungsi Advokasi

Asas Pelaksanaan
         Asas kesukarelaan
         Asas keterbukaan
         Asas kerahasiaan
Pengolahan Data
Tiga cara mengolah:
         Analisis indek, Contoh: Status pilihan
         Menyusun tabel
         Membuat sosiogram
         Melakukan analisis lanjut:
            1) Apakah pilihan searah atau dua arah   (saling memilih)
2) Memilih berdasarkan jenis kelamin sama
            3) menentukan siapa yang sering dipilih
            4) melihat anak yang jaran atau tidak dipilih

Pemanfaatan Hasil
         Memanfaatkan hasil dalam membentuk kelompok aktivitas
         Memanfaatkan hasil untuk merencanakan layanan tertentu
         Pembentuk kelompok berdasarkan hasil sosiometri mempertimbangkan:
   1) Kelompok dibentuk berkisar 5 – 7 orang
2) Hasil dimanfaatkan untuk situasi yang diungkapkan (belajar atau rekreasi)
3) Penempatan dalam pilihan yang pertama dan beberapa pilihan kedua dan          ketiga
4) anggota yang terisolir ditempatkan dalam kelompok yang dapat menerima siswa itu.


PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA


 PERKEMBANGAN
EMOSI REMAJA




I. Pengertian Emosi dan Kekhasan Emosi Remaja
Emosi merupakan reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku, gembira, bahagia, sayang, cemburu dll. Emosi juga muncul dalam bentuk luapan perasaan yang surut dalam waktu yang relatif singkat.
Ada juga jenis bentuk emosi, yaitu emosi positif dan emosi negatif, emosi positif merupakan reaksi kepuasan dan emosi negatif merupakan kepuasan ketidakpuasan terhadap kebutuhan yang dirasakan oleh remaja.
Adapun bentuk-bentuk emosi tersebut adalah sebagai berikut;
1. Emosi marah
Emosi ini sering terjadi, penyebabnya bisa karena manusia sering dipermalukan, di hina di pojokkan dengan dan dihadapan teman-teman sebaya lainnya, dan bentuk emosi remaja ini bisa di tonjolkan melalui, berkelahi, dengan mencaci-maki, ataupun dengan ungkapan verbal lainnya.
2. Emosi Takut
Bisa di karenakan takut menghadapi sesuatu, karena ujian, karena ada masalah tertentu yang menyebabkan dia takut. Atau bisa jadi karena perkembangan pergaulannya.
3. Emosi Cinta
Jenis emosi ini sering sekali terjadi pada remaja, remaja selalu emosi karena permasalahan cinta ini. Rasa cinta seseorang itu sudah mulai tumbuh dari kecil, sejak masa praremaja (pubertas) kepada lawan jenisnya, misalnya anak perempuan lebih dekat dengan ayahnya.
Remaja yang akan mengalami emosi cinta ini jika perkembangannya normal remaja tersebut akan mengarahkan rasa cintanya dengan baik dan akan menimbulkan nilai positif kepadanya, akan tetapi jika emosi cinta tesebut akan menimbulkan nilai negatif bagi dirinya maka akan mengganggu dirinya dan perkembangan hidupnya, bahkan akan bisa mengarahkan kepada perbuatan-perbuatan yang yang menyimpang.

II. Faktor-faktor yang menyebabkan mempengaruhi emosi remaja yang negatif dan positif
Ada beberapa penyebab timbulnya emosi remaja yang negatif menurut Hurloc yakin;
*      Memperlakukan remaja sebagai anak kecil, sehingga mereka merasa diremehkan dan tidak dianggap mempunyai harga diri.
*      Dihalangi membina keakraban dengan lawan jenisnya, baik dari orang tuanya maupun dari lingkungan sebayanya.
*      Terlalu sering disalahkan dan dikritik, sehingga dianggap tidak ada kebenaran dan kebaikan yang ada pada diri remaja itu sendiri.
*      Merasa diperlakukan secara tidak adil, merasa kebutuhan mereka tidak dipenuhi oleh orang tua dan Diperlakukan secara otoriter

Ada beberapa usaha untuk mengembangkan emosi remaja yakni sebagai berikut;
*      Adanya model dari orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya yang ada di lingkungan remaj itu sendiri untuk melahirkan emosi-emosi positif dan sikap yang baik.
*      Adanya latihan pengontrolan emosi atau menahan diri secara terprogram dalam keluarga dan sekolah.
*      Membantu remaja mempelajari berbagai kondisi yang menyebabkan munculnya emosi negatif tersebut pada dirinya dan cara-cara menghindarinya.
*      Membantu remaja mengatasi berbagai masalah pribadi dengan mendorong mereka untuk mengungkapkan masalah pribadinya itu kepada orang yang dipercayainya.
*      Melatih dan menyibukkan remaja dengan berbagai kegiatan fisik yang menguras banyak energi sehingga gejolak emosi mereka dapat tersalurkan, misalnya dengan melakukan berbagai kegiatan olahraga, basket, sepakbola dll.
*      Menciptakan berbagai kesempatan yang memungkinkan remaja berprestasi dan mendapatkan harga dirinya.

A. Hakikat Psikologi remaja

A. Hakikat Psikologi remaja


Ada beberapa ciri khas perkembangan remaja sebagai berikut;
  1. Mengalami perubahan fisik (pertumbuhan) paling pesat
  2. Mempunyai energi yang berlimpah baik secara fisik maupun psikis
  3. Mengarah perhatian kepada teman sebaya dan secara beransur-ansur melepaskan diri dari keterikatan dengan keluarga
  4. Remaja memiliki ketertarikan yang kuat dengan lawan jenisnya.
  5. Periode yang idealis, yang merupakan bentuk keyakinan tentang kebenaran, konsep-konsep yang idealis dll.
  6. Menunjukkan kemandirian, dapat ditunjukkan keinginan untuk mengambil keputusan sendiri tentang diri remaja itu sendiri, seperti pada pengambilan keputusan jurusan, karier dll.
  7. Berada pada periode transisi
  8. Pencarian identitas diri, yang ini merupakan khas perkembangan remaja


Wawancara dan observasi


WAWANCARA DAN OBSERVASI
(Jenis Penelitian dan Inventori Dalam Bimbingan dan Konseli

A. WAWANCARA
a. Pengertian
Wawancara adalah proses antara pewawancara (Interviewer) dengan yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung atau dapat juga dikatakan sebagai proses percakapan tatap muka (face to face) antara interviewer dengan interviewee dimana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu aspek yang dinilai dan telah dirancang sebelumnya. A. Muri Yusuf (2005:140)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah di tentukan. Anas Sujiono (1998:92).

Warwick-Linger, 1975 dikutip A. Muri Yusuf (2005:275) menyatakan bahwa ada empat faktor yang menentukan keberhasilan dalam percakapan tatap muka mau pun percakapan melalui media.
1. Pewawancara hendaknya memiliki
a. Kemampuan dan keterampilan dalam komunikasi
b. Kemampuan dalam memahami dan menerima serta merekam hasil wawancara yang telah dilakukan
c. Rasa aman dan percaya diri
2. Yang diwawancarai Harus mempunyai:
a. Kemampuan memahami dan menangkap pertanyaan
b. Kemampuan dalam menyatakan pendapat
c. Rasa aman dan percaya diri
3. Isi atau materi yang diwawancarai
a. Tingkat kesukaran hendaklah dalam ruang lingkup kemampuan Inteviewee
b. Kesensitifan materi pertanyaan
c. Luasnya materi wawancara
4. Situasi wawancara
a. waktu pelaksanan
b. tempat pelaksanaan
c. situasi lingkup

Keempat kemampuan diatas saling mengetahui dan beinteraksi sehingga menunjang atau menghambat pencapaian tujuan wawancara. Apabila semua kamampuan berfungsi dengan dengan baik dan sesuai dengan fungsinya masing-masing, maka tujuan wawancara akan tercapai dengan baik, sebaliknya apa lagi banyak komponen yang tidak berfungsi, maka wawancara yang dilakukan akan mengalami kelambanan dan mungkin jadi tidak berhasil. Keberhasilan seorang wawancara ditentukan oleh kemampuan memacing, menggali dan mengikutsertakan yang diwawancarai sehingga ia tertarik dan ia mau di wawancarai serta mampu menyampaikan informasi yang sebenarnya.

b. Jenis wawancara
1. Wawancara terencana – terstruktur
Wawancara terencana-terstruktur adalah suatu bentuk wawancara, dimana pewawancara menyusun terlebih dahulu secara terinci. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan menurut pola tertentu yang menggunakan format standart dalam pelaksanaannya pewawancara hanya membacakan saja pertanyaan yang telah disusun dan kemudian mencatat jawaban pada tempat yang terlah ditentukan.
2. Wawancara terencana tidak terstruktur
Wawancara terencana tidak terstruktur adalah pewawancara menyusun rencana dan menyiapkan materi tetap tidak terinci menurut format tertentu:
Contoh:
a. Jenis-jenis kenakalan apa sajakah yang anda lakukan bersama teman sekolah
b. Bagaimana cara anda membimbing teman anda dalam belajar kelompok
3. Wawancara bebas
Wawancar bebas adalah wawancara tidak terikat atau diatur oleh suatu pedoman tertentu dan individu yang diwawancarai mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapat.
Contoh:
Kemukakan sebanyak-banyaknya kenakalan yang anda lakukan bersama-sama teman-teman disekolah.
Usahakan mendalami setiap aspek secara runtut dan terarah, jangan lupa menciptakan hubungan yang menyenangkan dengan yang di wawancari.
Dalam wawancara bebas dapat juga dilengkapi dengan menggunakan alat bantu berupa tape recorder (alat perekam suara) sehingga jawaban-jawaban yang diperoleh dengan lengkap dan sebaiknya hasil-hasil wawancara dicatat seketika agar jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah diperoleh dapat dianalisa dengan baik.

B. OBSERVASI
1. Pengertian
Menurut A.Muri Yusuf ( 2005:132) observasi adalah merupakan pengamatan yang teliti dan sistematis tentang suatu objek. Sedangkan Anas Sugiono (1998:76) menyatakan secara umum pengartian observasi adalah cara menghimpung bahan-bahan keterangan ( data ) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkahlaku individu, seorang guru atau tenaga pendidik lainnya dapt mengetahui tingkah laku non verbal dari siswa atau kegiatan program pendidikan lainnya.Contoh: Untuk mengetahui bagaimana tingkahlaku siswa dalam belajar disekolah maka pengamat mengamati tingkahlaku siswa selama disekolah
Tingkahlaku peserta didik pada waktu guru pendidikan agama menyampaikan pelajaran dikelas, ceramah-ceramah keagamaan, upacara bendera, ibadah lain dan sebagainya.
Observasi dapat dibedakan dalam dua bentuk:
a. Participant observation
Yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat secara teratur terlibat langsung dalam program atau kegiatan yang diamati. Siswa atau individu yang diamati tidak mengetahui bahwa pengamat sedang melakukan evaluasi.
Contoh: Untuk mengetahui kebiasaan siswa dalam belajar dirumah maka pengamat tinggal bersama siswa dirumahnya, kalau perlu dalam satu kamar
b. Non-Participant observation
Yaitu pengamat tidak terlibat langsung atau ikut serta dalam kegiatan yang diamati.   
                                                                                                                                                   echi..